Coaching untuk Supervisi Akademik - Koneksi Antar Materi Modul 2.3

 Di awal pembelajaran modul 2.3 ini, saya berpikir bahwa yang dimaksud coaching disini tidak jauh berbeda dengan fasilitator atau trainer. Namun ternyata, makna coach disini jauh berbeda dari yang saya asumsikan di awal. Perbedaan ini sedikit membuat saya kaget, karena posisi coach yang dianggap berbeda, tetapi setelah mempelajari lebih jauh tentang materi ini, saya seperti mendapat cahaya baru, tentang cara bagaimana mengembangkan orang lain tanpa harus mengatur orang tersebut. Karena jelas disebutkan pada materi sebelumnya tentang teori kontrol, kita tidak bisa mengatur orang lain agar seperti yang kita inginkan, namun kita hanya bisa mengatur atau mengontrol diri kita senditi. Berada pada posisi ini membuat saya merasa lebih nyaman dan senang. 

Selama proses belajar berlangsung,saya mencoba melibatkan diri sepenuhnya agar lebih bermakna dalam menyerap informasi baru ini. Menghadirkan diri, pikiran dan perasaan selama mempelajari modul ini cukup membuka mata dan pikiran saya untuk terus berupaya mempraktekan apa yang saya pelajari. Namun masih ada beberapa yang perlu dilakukan perbaikan pada diri ini, terkait bagaimana mengatur dan membagi waktu antara tugas yang menjadi kewajiban sehari-hari dengan mempelajari materi ini. selain itu, masih harus diperbaiki bagaimana mengatur skala prioritas yang harus didahulukan mengingat ada kegiatan pelatihan lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diikuti untuk pengembangan diri.

Dalam melakukan implementasi dalam kehidupan sehari-hari, sudah barang tentu akan muncul tantangan yang mungkin menghadang. Tantangan yang mungkin muncul adalah terutama dari dalam diri, terkait dengan konsistensi. Namun, dengan upaya semaksimal mungkin, dan dengan bantuan dari rekan sejawat, saya percaya dapat menghadapi dan menyelesaikan tantangan tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.2

Budaya Positif - Aksi Nyata Modul 1.4